Rabu, 12 September 2018

"Kemenangan Nafsu dan Permusuhan Syathan"

Bismillaahirrohmaanirrohiim


Alloohummasholli 'ala sayyidinaa Muhammad wa 'alaa aali sayyidinaa Muhammad




Assalammu'alaikum Wr.Wb.

Dalam kitabnya yang berjudul "Panduan hidup Muslim," Imam Al-Ghozali berpesan:
"Seyogyanya bagi orang yang berakal, mengekang keinginan nafsunya dengan lapar, karena kelaparan adalah pengekangan terhadap musuh Allaah; dan kesuburan syaithan adalah kesenangan nafsu, makanan dan menuman. nabi Muhammaad Saw. bersabda: "Sesungguhnya syaithan berjalan pada anak Adam bersama dengan peredaran darah, maka persempitlah perjalanannya dengan lapar."

Sesungguhnya manusia yang paling dekat dengan Allaah Swt. besok hari Kiamat adalah orang yang lama kelaparan dan kehausannya, dan sesungguhnya dosa yang paling besar dan merusakkan anak Adam adalah keinginan perut. Dengan keinginan perut itu pula, Adam dan hawa diusir dari perkampungan tetap, kepada perkampungan hina dan miskin. Waktu tuhan mereka melarangnya untuk makan dan buah Syajarah, tetapi keinginan nafsu mereka mengalahkannya dan tetap saja mereka makan. Akhirnya tampaklah bagi keduanya aurat-auratnya. Perut adalah sumber segala keinginan nafsu menurut hakekatnya. Bahkan menurut istilah, perut adalah sumber berbagai penyakit.

*) Ahli hikmah berkata:
"Barangsiapa yang dikuasai nafsu, dia menjadi tawanan dalam mencintai keinginan-keinginannya dan terkurung dalam kesalahan-kesalahannya; serta nafsu itu akan menghalangi hatinya dari segala macam faidah. Barangsiapa menyram bumi dan anggauta-anggauta tubuh dengan kesenangan nafsu, maka dia telah menanam pohon penyesalan di hatinya. Sesungguhnya Allaah Swt. menciptakan makhluk atas tiga macam. yang pertama, Dia Ta'ala menciptakan malaikat, menyusun dalam mereka akal, namun tidak menyusun dalam diri mereka rasa keinginan. Yang kedua, Dia menciptakan binatang, menyusun di dalamnyakeinginan dan tidak menyusun dalam dirinya akal. Dan ketiga, Dia Ta'ala menciptakan anak cucu Adam, menyusun akan dan keinginan di dalamnya. Barangsiapa keinginan nafsunya mengalahkan akalnya, maka binatang lebih baik dari padanya; dan barangsiapa akalnya mengalahkan keinginan nafsunya, maka dia lebih baik dari malaikat."

Dalam sebuah hikayah. dikisahkan Ibrahim al-Khawwash berkata: "Aku pernah berada di dalam gunung Lukam, dan aku melihat buah delima serta aku menginginkannya. Aku mengambil buah delima itu sebuah dan membelahnya, tetapi aku temukan dia masam maka aku berlalu meninggalkannya. Kulihatlah seorang laki-laki terlempar dari kerumunan beberapa lebah. Aku memberinya salam, 'Assalammu'alaika.' Dia menjawab padaku, 'Wa'alaikum salaam ya Ibrahim.' Aku berkata, 'Darimana engkau mengenalku?' Dia berkata, '"Orang yang mengenal Allaah, tidak ada sesuatu yang samar baginya.' Aku berkata, 'Kulihat engkau memiliki urusan dengan Allaah. Maka hendaklah engkau minta kepadaNya untuk menyelamatkanmu dan keinginan terhadap buah delima. Karena delima, manusia akan menemukan sakitnya di dunia. Lagi pula sengatan lebah adalah pada badan dan sengatan keinginan nafsu terhadap hati.' Berlalulah aku meninggalkannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar