Senin, 18 Juni 2012

"Adab Tidur dan Bangun Tidur"

Bismillaahir Rohmaanir Rohiim

Allohumma sholli’alaa sayyidinaa Muhammad wa’alaa aali sayyidinaa Muhammad

Adab Tidur dan Bangun Tidur

Firman Allaah Swt. dalam QS. ‘Ali Imron: 190-191

“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal,
(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.”

Dari Hudzaifah dan Abu Dzarr ra. berkata: ‘Apabila hendak tidur, beliau membaca: “Bismikallaahumma ahyaa wa amuut” (Dengan asmaMu wahai Allaah, aku hidup dan aku mati). Dan apabila bangun, beliau membaca: “Alhamdulillaahilladzii ahyaanaa ba’da maa amaatanaa wa ilaihin nusyuur” (Segala puji bagi Allaah yang menghidupkan kami kembali setelah Ia mematikan kami, dan hanya kepadaNya kami kembali).” [HR. Bukhori]

Adab Tidur

Semua yang kita kerjakan dalam keseharian mempunyai adab-adab, demikian juga dengan tidur. Sebelum kita tidur menurut Imam Al-Ghozali hendaknya kita mengerjakan adab-adabnya yang enam di bawah ini:

1. Menghadap kiblat

Menggelatr alas tidur dengan menghadap kiblat. Menghadap kiblat itu ada dua macam, yaitu:

a. menghadap kiblat seperti orang yang menghadapi ajal, yakni berbaring di atas punggungnya, wajah dan perutnya menghadap kiblat. Cara berbaring ini dibolehlan bagi orang lelaki dan makruh bagi perempuan.

b. tidur sisi kanan di atas sebagaimana mayit berbaring di dalam liang lahatnya, dan dengan bagian depan badan menghadap kiblat. Adapun tidur di atas wajah, maka itu adalah tidurnya setan dan hukumnya makruh. Adapun tidur sisi sebelah kiri di atas, dianjurkan oleh para dokter, karena mempercepat pencernaan makanan. Untuk memenuhi sunnah dan segi kedokteran patutlah berbaring sisi kanan di atas sebentar sesudah makan, kemudian berbalik sisi kiri di atas.

Sebagaimana cara tidur Rosulullaah Saw. yang dijelaskan oleh hadits berikut:

Dari Huzaifah ra. bahwasannya apabila Rosulullaah Saw. hendak tidur, beliau meletakkan tangan kanannya di bawah pipinya kemudian berdo’a....”

[HR. At-Tirmidzi]

2. Ketahuilah bahwa tidur ibarat kematian dan jaga ibarat kebangkitan, karena setiap orang tidak tahu kapan ia akan dicabut nyawanya. Barangkali Allaah Swt. mencabut nyawamu di saat tidur. Maka bersiaplah untuk berjumpa dengan-Nya dengan tidur dalam keadaan suci.

Nabi Saw. bersabda:

“Hadiah bagi orang mu’min adalah kematian.”

Ar-Rabi’ bin Khaitsam berkata:

‘Andaikata hatiku tida mengingat kematian sesaat, niscaya rusaklah dia.’

Rosulullaah Saw.:

“Orang yang paling banyak mengingat mati dan yang paling serius persiapannya dalam menghadapinya. Itulah orang-orang yang pintar. Mereka memperoleh kehormatan dunia dan kemuliaan akhirat.” [HR. Ibnu Majah]

3. Hendaklah menulis wasiat yag diletakkan di bawah bantal.

Karena boleh jadi nyawamu diambil waktu tidur. Maka jika seseorang mati tanpa wasiat, ia tidak berbicara di alam barzakh. Sesungguhnya orang-orang mati saling mnegunjungi di dalam kubut-kubur mereka. Seseorang berkata kepada temannya: ‘Kenapa orang yang miskin itu?’ Dijawab: ‘Ia mati tanpa meninggalkan wasiat.’ Demikian dinukil dari Ibnu Sholah. Al-Bujairami berkata, hal itu bisa diartikan bila ia mati tanpa meninggalkan wasiat yang wajib karena telah dinadzarkannya.

4. Tidurlah dalam keadaan bertobat dari dosa-dosa dan memohon untuk tidak mengulangi berbuat dosa.

Diriwayatkan oleh At-Tirmidzi dari Abi Said al-Khuudfi dari Nabi Saw., beliau bersabda:

“Barangsiapa ketika hendak tidur mengucapkan, ‘Aku mohon ampun kepada Allaah yang tiada Tuhan selain Dia Yang Hidup Kekal dan selalu mengurusi makhluk-Nya (3x), maka Allaah Swt. mengampuni dosanya.”

Berusahalah untuk selalu berbuat kebaikan kepada sesama muslm jika Allaah membangkitkanmu dari tidur.

Nabi Saw. bersabda:

“Barangsiapa tidur tanpa berniat untuk menganiaya seseorang dan tidak mendendam kepada seseorang, diampunilah dosanya.”

Ingatlah bahwa kita akan berbaring di liang lahat, seperti itu dalam keadaan sendirian dan terasing. Kita tidak mempunyai sesuatu apa pun selain amal dan tidak dibalas kecuali dengan usaha kita. Allaah Swt. berfirman: “Dan sesungguhnya hasil usahanya akan dilihatnya.”

Yakni dalam timbangannya pada hari kiamat tanpa ada keraguan dengan janji yang tidak akan meleset, meskipun setelah waktu yang lama.

5. Janganlah membiasakan dirimu tidur di atas kasur yang empuk, dan janganlah tidur bila tidak sangat mengantuk, kecuali kalau ingin tidur supaya bisa bangun di akhir malam.

Adalah mereka (para sufi) tidur bila sangat mengantuk, dan makan bila sangat lapar dan berbicara hanya seperlunya.

Janganlah paksakan tidur, karena tidur itu menggugurkan kehidupan, kecuali bila jagamu berakibat buruk atas dirimu. Dan tidurmu menimbulkan keselamatan bagi agamamu, maka ketika itu engkau boleh tidur.

Disunnahkan untuk merapikan dan membersihkan tempat tidurnya bila ingin kembali tidur sesuai dengan sabda Nabi Saw.: ‘Apabila seseorang dari kamu ingin tidur, hendaklah ia mengebas tempat tidurnya dengan bagian dalam sarungnya. Karena dia tidak tahu apa yang ditinggalkannya di situ.”

[HR. Bukhori-Muslim dari Abu Huroiroh]

Dari Abu Huroiroh ra. berkata, Rosulullaah Saw. bersabda:

“Apabila salah seorang di antara kamu sekalian mendatangi tempat tidurnya maka hendaklah ia menyapu tempat tidurnya dengan ujung kainnya karena ia tidak tahu apa yang akan terjadi nantinya, kemudian hendaklah ia membaca: “Bismika Robbii wadlo’tu janbii wabika arfa’uhu, in amsakta nafsii farhamhaa, wa in arsaltahaa fahfazh-haa bimaa tahfazhu bihi ‘ibaadakash shoolihiin.” (Dengan asma-Mu wahai Tuhanku, saya meletakkan pinggang saya, dan dengan asma-Mu saya mengangkatnya. Bila Engkau menahan jiwa saya maka kasihanilah ia, dan bila Engkau melepaskannya maka peliharalah ia sebagaimana Engkau memelihara hamba-hamba-Mu yang sholih). [HR. Bukhori dan Muslim]

Siapkan siwak dan air untuk bersuci ketika akan tidur dan bertekadlah untuk bangun malam atau bangun sebelum Subuh. Diriwayatkan oleh Rosulullaah Saw., bahwa Beliau bersiwak beberapa kali setiap malam ketika hendak tidur dan ketika bangun dari tidur.

Adapun dua roka’at di tengah malam merupakan salah satu simpanan kebaikanmu untuk memenuhi kebutuhanmu di dalam kubur dan di hari

Seperti juga dijelaskan oleh hadits berikut:

Dari Al-Barra’ bin ‘Azib ra. berkata, Rosulullaah Saw. bersabda kepada saya, “Apabila kamu hendak tidur maka wudlu’lah lebih dahulu seperti wudlu’ hendak mengerjakan sholat, kemudian berbaringlah pada pinggangmu sebelah kanan seraya membaca: ‘Allohumma aslamtu nafsii ilaika wawajjahtu wajhii ilaika wafawwadltu amrii ilaika wa-alja’tu zhahrii ilaika rohbatan wa raghbatan ilaika laa maljaa-a walaa manjaa minka illaa ilaika aamantu bikitaabikal ladzii anzalta wabinabiyyikalladzii arsalta’ (Wahai Allaah saya menyerahkan diri saya kepada-Mu, saya menghadapkan wajah saya kepada-Mu, saya menyerahkan segala urusan saya kepada-Mu, dan saya sandarkan punggung saya kepada-Mu dengan penuh harapan da rasa takut kepada-Mu, tidak ada tempat perlindungan atau tempat keselamatan dari siksaan-Mu kecuali hanya kepada-Mu. Saya beriman kepada kitab yang Engkau turunkan dan beriman kepada Nabi yang Engkau utus). Apabila kamu mati dalam tidur itu maka kamu mati dalam keadaan bersih; jadikanlah bacaan itu sebagai penghabisan dari semua perkataanmu.”

[HR. Bukhori dan Muslim]

Nabi Muhammad Saw. bersabda:

“Barang siapa mendatangi tempat tidurnya sedang ia berniat bangun malam dan mengerjakan sholat, tetapi ia tertidur sampai pagi, maka dituliskanlah baginya apa yang diniatkannya dan tidurnya menjadi sedekah atas dirinya dari Allaah Swt.”

6. Berdo’a ketika akan tidur dan ketika bangun dari tidur, katakanlah ketika hendak tidur:

“Dengan menyebut asma-Mu ya Tuhanku, aku letakkan lambungku dan dengan menyebutasma-Mu aku mengangkatnya, maka ampunilah dosaku.

Ya Allaah, lindungilah aku dari siksa-Mu pada hari Engkau bangkitkan hamba-hamba-Mu. Ya Allaah, dengan menyebut asma-Mu aku hidup dan aku mati. Dan aku berlindung kepada-Mu ya Allaah dari kejahatan setiap makhluk yang jahat dan kejahatan setiap makhluk yang nyawanya berada di tangan-Mu, sesungguhnya Tuhanku di atas jalan yang lurus. Ya Allaah, Egkaulah yang permulaan, maka tiada seseuatu pun sebelum Engkau. Dan Engkaulah yang penghabisan, maka tiada sesuatu pun selain Engkau. Engkau-lah yang tampak, dan tiada sesuatu pun di atas-Mu, dan Engkau-lah Yang Tersembunyi, maka tiada sesuatu pun di dekat-Mu. Lunaskanlah hutangku dan cukupilah aku dan jauhkanlah aku dari kemiskinan.” [HR. Abu Dawud]

Ada pun riwayat Muslim, Tirmidizi, Nasa’i, dan Ibu Majah, maka seperti itu, kecuali lafadz ‘Lunaskanlah hutang kami dan cukupilah kami dari kemiskinan.’

Lalu berdo’a:

“Ya Allaah, Engkau ciptakan aku dan Engkau mematikannya. Engkaulah yang berkuasa mematikan dan menghidupkannya sewaktu-waktu. Jika Egkau mematikannya, maka ampunilah dia, dan jika Engkau menghidupkannya, maka peliharalah dia sebagaimana Engkau memelihara hamba-hamba-Mu yang sholih. Ya Allaah, aku mohon kepada-Mu ma’af dan keselamatan dalam agama, dunia dan akhirat.” [HR. Musim da Ibnu Umar]

“YA Allaah bangunkanlah aku dalam saat yang paling aku sukai dan jadikanlah aku sebagai pelaku amal yang paling Engkau sukai untuk mendekatkan aku kepada-Mu sedekat-dekatnya dan menjauhkan aku dari kemarahan-Mu sejauh-jauhnya. Aku memohon kepada-Mu hingga Engkau ampuni aku, dan aku berdo’a kepada-Mu hingga Engkau mengabulkannya bagiku.”

Kemudian bacalah ayat Kursi. Diriwayatkan oleh Al-Baihawi bahwa siapa yang membacanya ketika hendak tidur, maka Allaah mengamankan atas dirinya, tetangganya, dan rumah-rumah di sekitarnya.

Demikian disebutkan dalam As-Siroojul Munir’, kemudian diteruskan dengan membaca: ‘Amanar Rosuuluh hingga akhir surah al-Baqoroh. Diriwayatkan dari Nabi Saw, bahwa Beliau Saw. bersabda:

“Barang siapa yang membaca dua ayat terakhir surah al-Baqroh dalam suatu malam, maka kedua ayat itu akan melindunginya.“ Asy-Syarbini menambahi; ‘yakni dari ketidakmampuan bangun malam atau dari segala yang menyedihkannya.’

Kemudian tiuplah kedua tanganmu ketika membaca dan usaplah kepala, wajah, dan bagian tubuhmu yang lain dan lakukanlah itu tiga kali. Kemudian bacalah surah al-Mulk, dan ucapkanlah dalam keadaan terjaga:

“Tiada Tuhan selain Allaah Yang Maha Esa lagi Maha Penakluk, Tuhan Penguasa langit dan bumi dan segala yang terdapat di antara keduanya. Yang Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.”

Juga dijelaskan oleh hadits berikut ini:

“Dari ‘Aisyah ra. bahwasannya Rosulullaah Saw. mendatangi tempat tidurnya maka beliau meniup pada kedua tangannya kemudian membaca Qul a’uudzu bi Robbil falaq dan Qul a’uudzuubi Robbinnaas serta mengusapkan kedua tangannya keseluruh badanya.” [HR. Bukhori dan Muslim]

Dari ‘Ali ra. bahwasannya Rosulullaah Saw. bersabda kepadanya dan kepada Fathimah ra.: “Apabila kamu hendak tidur atau kamu sudah berada di tempat tidur maka bacalah tasbih 33x; tahmid 33x; dan takbir 34x.”

[HR. Bukhori, Muslim, Abu Dawud dan At-Tirmidzi]

Adab Bangun Tidur

Apabila kita bangun tidur dan berniat untuk menghasilkan keutamaan terbesar, maka berusahalah sekuat tenaga untuk bangun sebelum fajar, supaya bisa sholat di awal waktu, karena sholat dalam suasana masih gelap lebih baik daripada dalam suasana sudah terang.

Apabila seseorang mengerjakan sholat pada awal waktu dan masih dalam keadaan gelap, maka para malaikat malam hadir menyaksikan sholatnya. Dan apabila sholat itu lama disebabkan bacaan yang tartil hingga nampak cahaya, maka para malaikat siang hadir pula sambil menyaksikan sholatnya.

Juga apabila seseorang mengerjakan sholat sejak awal waktu, dengan bacaan yang panjang, maka di tengah-tengah bacaan tersebut alam berubah dari gelap menjadi terang.

Kegelapan itu sesuai dengan kehidupan kematian dan ketidak adaan, sedangkan cahaya itu sesuai dengan kehidupan wujud. Maka ketika manusia bangun dari tidurnya, seakan-akan ia berpindah dari kematian menuju kehidupan dan dari tidak ada menjadi ada, dan dari diam menjadi bergerak. Keadaan yang menakjubkan ini menunjukkan kepada akal bahwa tidak ada yang dapat melakukan perubahan ini kecuali Al-Kholiq dengan hikmah. Ketika itu akal menjadi terang degan cahaya ma’rifat ini dan terbebas dari penyakit hati. Karena kebanyakan manusia ditimpa penyakit hati, yaitu cinta dunia, keserakahan, dengki dan saling membanggakan diri.

Para Nabi seperti halnya para dokter mengajak manusia untuk melakukan keta’atan dan ubudiyah mulai bangun dari tidur, karena sangat bermanfa’at dan bisa menghilangkan penyakit. Hendaklah mengawali waktu dalam harmu dengan berzikir meyebut asma Allaah Swt.

Diriwayatkan oleh Bukhor, bahwa Rosulullaah Saw. bersabda:

“Setan mengikat belakang kepala salah seorang dari kamu di waktu tidur dengan tiga ikatan. Ia memukul pada setiap ikatan seraya berkata: ‘Tetaplah di tempatmu, malam masih panjang, maka tidurlah.’ Jika ia terbangun sambil menyebut asama Allaah Swt. terlepaslah satu ikatan. Dan jika ia sholat, terlepaslah seluruh ikatan. Maka ia pun menjadi giat dan baik jiwanya. Kalau tidak, maka ia pun berjiwa buruk dan malas.”

Pada waktu bangun dari tidur, bacalah:

“Allhamdulillaahilladzii ahyaanaa ba’damaa amaatanaa wa ilaihi-n nusyuur.”

(Segala puji bagi Allaah yang menghidupkan kami setelah mematikan kami dan kepada-Nya kami akan dikembalikan)

[HR. Bukhori dari Huzaifah dan Abi Dzar]

Sabda Rosulullaah Saw:

“Ketika memasuki waktu pagi dan kerajaan itu hanya bagi Allaah, keagungan dan kekuasaan itu bagi Allaah, keperkasaan dan kekuasaan itu bagi Allaah, Tuhan semesta alam. Di waktu pagi kami berada di atas agama Islam yang benar dan kalimat ikhlas (syahadat) dan di atas agama Nabi Muhammad Saw. Serta agama Bapak kita, Ibrahim yang lurus sebagai orang Muslim dan bukanlah ia termasuk orang-orang yang musyrik.”

Kemudian membaca dzikir (do’a), seperti di bawah ini:

“Ya Allaah, dengan menyebut asma-Mu, kami memasuki waktu pagi, dengan menyebut asma-Mu, kami memasuki waktu sore, dan dengan menyebut asma-Mu kami hidup dan dengan menyebut asma-Mu kami kembali.

Ya Allaah, kami mohon kepada-Mu agar mengarahkan kami pada hari ini kepada setiap kebaikan dan kami berlindung kepada-Mu agar kami tidak berbuat kejahatan atau menimpakannya kepada seorang muslim atau seseorang menimpakannya kepada kami. Kami mohon kepada-Mu kebaikan hari ini dan kebaikan segala yang ada di dalamnya dan berlindung kepada-Mu dari keburukan hari ini dan keburukan segala yang ada di dalamnya.”

[HR. Ahmad]

Diriwayatkan oleh Abu Huroroh ra. Nabi Saw. bersabda:

“Apabila seseorang dari kamu bangun, hendaklah ia mengucapkan ‘Segala puji bagi Allaah yang mengembalikan ruhku dan menyehatkan aku dalam tubuhku serta mengizikan aku menyebut asma-Nya’.”

“Tidaklah seseorang bangun dari tidurnya, lalu mengucapkan: ‘Segala puji bagi Allaah yang membangkitkan aku dalam keadaan selamat dan sempurna. Aku bersaksi bahwa Allaah menghidupkan orang mati dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu’, kemudian Allaah Swt. berkata: ‘Benar hamba-Ku’.”

Dari ‘Aisyah ra., Rosulullaah Saw. apabila bangun tidur di waktu malam, beliau mengucapkan:

“Tiada Tuhan selain Engkau, Maha Suci Engkau. Ya Allaah, aku mohon kepada-Mu ampunan atas dosaku dan aku mohon kepada-Mu akan rahmat-Mu . Ya Allaah, tambahkanlah ilmuku dan jangan sesatkan aku setelah Engkau beri petunjuk kepadaku, dan berilah aku rahmat dari sisi-Mu, sesungguhnya Engkau Maha Pemberi.”

Begitulah seperti apa yang telah dituturkan oleh Muhammad Nawawi al-Jawi dalam bukunya ‘Maroqil ‘Ubudiyah ‘alaa Matni bidayatil Hidayah’ sebagai penjabaran dari kitab ‘Bidayatul Hidayah’ karya Imam Al-Ghozali.

Namun intinya, menurut Imam Al-Ghozali adalah:

“Jika seseorang bangun dari tidurnya, hendaknya dia bangunkan pula hatinya dari kelalaian, dan jiwanya dari kebodohan. Bangkit dengan totalias diri menuju Dzat yang menghidupkan, yang kepadaNya orang harus mengembalikan jiwa-Nya. Bangun dengan pikirannya – dalam segala gerak dan diamnya - naik bersama hatinya ke alam melakut yang tinggi. Tidak menjadikan hatinya mengikuti nafsunya yang cenderung menoleh ke bawah (bumi). Sementara hatinya tegak menghadap ke atas.”

Sebagaimana firman Allaah Swt.:

“Kepada-Nya ucapan-ucapan baik dan amal sholih itu naik.”

[Qs. A-Fathir: 10]

Semoga bermanfa’at, dan Allaah memberi kita kekuatan untuk mengamalkannya, amiin.

Wasalaam

Hesti B. Anshor

Tidak ada komentar:

Posting Komentar