Resume Materi ke-9 KBMN angkatan ke-28
Bismillaahirrohmaanirrohiim
Assalammu'alaikum wrwb. dan Salam Sejahtera
Salam literasi buat para blogger dan pembaca semua.
Izinkan saya menyampaikan hasil resume materi ke-9 dari KBMN angkatan ke-28, dimana materi ini dibawakan oleh seorang narasumber yang berpredikat seorang professor, yaitu Prof. Dr. Ngainun Naim dengan judul materi, "Menulis Itu Mudah" dan kini dibantu oleh seorang penulis handal Ibu Lely Suryani, S.Pd.SD sebagai moderator.
Sebelumnya mari kita mengenal siapakah narasumber kita ini:
Alamat Rumah : Parakan RT 11 RW 04 Trenggal
HP : 081311124546
e-mail : naimmas22@gmail.com
Riwayat Pendidikan Formal :
SDN Sambidoplang Sumbergempol Tulungagung, lulus tahun 1988
MTsN Tunggangri Kalidawir Tulungagung, lulus tahun 1991
MAN Denanyar Jombang, lulus tahun 1994
S-1 STAIN Tulungagung, lulus 1998
S-2 Studi Islam Universitas Islam Malang (UNISMA), lulus tahun 2002.
S3 Studi Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, lulus tahun 2011.
Kini bersama kita simak materi yang beliau sampaikan.
Sebagai perkenalan Prof. mengenalkan tulisan sederhana yang beliau buat beberapa tahun yang lalu, yaitu tulisan yang berkisah tentang suasana bulan Ramadhan di alun-alun Trenggalek tenpat beliau tinggal/berdomisili. SIlakan menyimak dengan mengklik link di bawah ini.
https://ngainun-naim.blogspot.com/2016/06/suatu-sore-di-bulan-ramadhan.html.
Setelah itu Prof memberikan beberapa kunci menulis yang mudah:
1. Tulislah hal-hal sederhana yang kita alami.
Menurut beliau, apa pun pengalaman hidup sehari-hari itu merupakan sumber tulisan yang subur untuk kita, karena akan mudah menuliskannya untuk menceritakan karena hal-hal yang kita alami sendiri. Tinggal kita memilih aspek apa yang mau kita ceritakan, tidak usah bingung-binguing mencari ide yang lain.
Menulis apa saja yang kita alami sehari-hari, tulis saja dan angan takut salah atau jelek. Justru takutlah jika tidak menulis!
Jadi jika kunci (1) dijalankan, menulis itu akan mudah.
2. Jangan menulis sambil dibaca lalu diedit.
Jika sedang menulis jangan langsung sambil dibaca ulang dan lkemudian mengeditnya, karena itu akan menjadi hambatan psikologis dalam menuangkan pikiran. Nulis itu ya nulis saja, keluarkan
saja apa yang ada dalam pikiran secara bebas. Selama ini yang salah kita lakukan adalah setiap satu paragraf kita menulis langsung dibaca dan diedit. Tapi terus saja menulis dulu, nah, selesai menulis atau jika karena
sudah habis materi yang mau ditulis, maka tinggalkan saja tulisan dulu, endapkan.
Simpan saja di
komputer dan jangan dibaca dulu. Setelah itu cari situasi dan suasana psikologis yang berbeda. Maksudnya pilihlah waktu dengan situasi dan waktu yang berbeda, misalnya nulisnya pagi, maka saat
sore baru tulisan dibaca ulang. Cermati kalimat demi kalimat dan perbaiki mana yang perlu diedit/diperbaiki, lalu jika perlu tambahkan ide yang ada jika
memang perlu ditambah. Jika ada typo, perbaiki, atau jika ada tanda baca yang kurang tepat. Itu dilakukan sebelum mengunggah ke blog atau pun di kompasiana, dan kegiatan seperti itu yang saya selalu lakukan, membaca ulang tulisan saya dan .bisa sekali atau dua kali untuk meyakinkan tulisan sudah baik, begitau paparan Prof.
Dan beliau juga sampaikan, bahwa itu adalah prinsip sederhana baginya, dan dengan meminimalkan hal yang tidak sesuai dengan keinginan beliau. "Kenapa?
Karena tulisan kita adalah jejak kita, demikian tegas beliau.
https://www.kompasiana.com/ngainunnaim.berbagi/63d1f30408a8b51db6795d52/
*) Menjadikan-literasi-sebagai-tradisi.
Ini contoh tulisan saya yang saya edit beberapa kali.Ada yang komentar tulisan saya berat-berat, padahal ringan he he he.Saya menulis keduanya Bu.Berat dan ringan.Berat itu ya untuk kepentingan akademik karena saya seorang guru besar.Ringan itu untuk kepentingan publik karena saya menyukai menulis apa pun.
3. Menulis tentang
perjalanan, ini juga jenis tulisan yang mudah dibuat, begini kisah beliau:
Kata Prof: "Kita semua sangat sering melakukan perjalanan, saya sendiri baru sampai di rumah jam 18.20 setelah dari Jakarta tadi siang. Nah, apa-apa yang kita lakukan di perjalanan bisa kita tulis. Jika Bapak/Ibu rekreasi, tulis saja hal-hal yang Anda alami.Itu selama dalam perjalanan, itu mudah karena kita sendiri yang menjalaninya.
4. Menulis secara
ngemil, sedikit demi sedikit. Begini ini tutur beliau:
Seperti ngemil kacang bawang nih...saya nyaris setiap hari menulis beberapa jenis tulisan. tidak banyak. Untuk blog atau kompasiana, saya menarget 3-5 paragraf, untuk artikel jurnal, saya menarget satu paragraf, itu target minimal dan itu yang saya perjuangkan. Pagi saya menulis artikel jurnal 1 paragraf, sampai di kantor saya menulis untuk blog, jadi setiapa hari paling 1-2 paragraf.
Demikianlah empat hal itu yang disampaikan oleh narasumber yang selalu beliau lakukan, beliau berbagi hal apa yang mereka lakukan dan kiat-kiat untuk rajin menulis. Nampaknya itu mudah sih untuk dipraktikkan, namun praktisnya kita sendirilah yang menentukan. Tetapi jika ada niat dan keinginan yang kuat pasti akan berhasil, "namun kalau jenis tulisan ilmiah, beda lagi ya he he “ behgitu ujar Profesor.
Inti dari materi ini adalah, beliau hanya mau mengajak kita semua untuk selalu menulis, dari hal-hal yang mudah dan dimulai dalam kehidupan kita sehaari-hari
Semoga resume dari pemaparan Prof. Dr. Ngainum Naim ini bermanfaat untuk kita semua. Hayoo kita bergerak maju bersama, semoga kita diberikan ALlaah kemudahan untuk melakukannya dan tulisan kita bisa bermanfaat untuk masyarakat. ”Selamat menulis”. terimakasih.
Makassar, 26 Februari 2023
Tidak ada komentar:
Posting Komentar